Dari Selalu Berembun hingga Suara Besi Beradu, Cerita di Balik Curup Jepun Negeri Baru Way Kanan

  • Bagikan

WAYKANAN, WII – Sejarah atau asal muasal nama Curup (semacam air terjun) Jepun Negeri Baru yang berada di Aliran Sungai Sungai Tangkas, Dusun Sumber Agung, Kampung Negeri Baru Kecamatan Umpu Semenguk, Way Kanan, Lampung, ternyata menyimpan cerita tersendiri bagi warga setempat.

Selasa (4/8) wartawan Waktuindonesia.id, mencoba menggali asal muasal curup yang tengah tenar di sekitar kampung itu.

Waktuindonesia.id menemui Pj Kepala Kampung (Kakam) Negeri Baru, Gajahtera.

Kepada Waktuindonesia.id, Gajahtera mengatakan, sebelum warga mengenalkan kepada masyarakat luas pihaknya sempat komunikasi kepada masyarakat setempat terkait arti dan asal muasal curup itu.

“Saat itu 19 Juli 2020 perwakilan warga dari 15 dusun gotong royong. Saya bertanya kepada Kepala Dusun (Kadus) Sumber Agung, Kosim terkait nama Curup Jepung. Namun Kosim mengaku kurang paham meski ia warga sekitar curup tersebut,” kata Pj Kakam Gajahtera.

Menurut Gajahtera, Kosim tak mengetahui asal mula nama Curup Jepung lantaran curup dimaksud sudah ada sebelum dusun yang Kosim pimpin terbentuk.

Pj Kakam Gajahtera menilai, langkah utama sebelum memeromosikan wisata itu harus mengetahui asal muasal destinasinya.

Tak putus asa, Pj Kakam Gakahtera terus menggali informasi warga lain. Termasuk warga dusun lain yang berdekatan dengan lokasi curup, separti Dusun Way Ulai dan Tihang Guru.

Menurut Gakahtera, Kadus Dusun Way Ulai, Haryadi, sempat memintanya agar nama curup tak diubah, tetap Jepung.

“Saat saya bertanya kenapa harus Jepung? Warga menyebut Jepung adalah suatu musim (cuaca), penghujan atau kemarau,” katanya.

“Menurut cerita warga, banyak warga kita dulu bermusim (beristirahat, red) ke curup tersebut. Karena memang di lokasi curup itu ada pohon besar dan rindang ditumbuhi rerumputan yang selalu berembun,” kata.

BACA JUGA:  Terciduk Honorer Curi Laptop, Pemuda Ini Diringkus Polisi

Kata bermusim adalah istilah warga setempat yang berarti beristirahat.

“Dan kalau kemarau di lokasi air terjun selalu ada tanda suara seperti suara besi beradu. Makanya ketika warga ke lokasi curup selalu menyebutnya Curup Jepun. Intinya Jepun itu adalah tempat masyarakat yang berkebun di sekitaran lokasi beristirahat sambil mandi dan menikmati panorama air terjun,” terus Gajahtera.

Gajahtera melanjutkan, pihaknya sepakat memberi nama Curup tersebut Curup Jepun Negeri Baru.

“Dan kami beri nama atau adok dalam bahasa Lampung Peraduan yang artinya Curup Penutup di aliaran Sungai Tangkas. Karena ada sebuah histori yang tidak bisa di hilangkan”, tegas Gajahtera.

Ia berharap curup itu menjadi objek wisata primadona di Way Kanan. “Karena ada eksotis tersendiri seperti sebuah pulau di tengah yang menghadap curup, air terjunnya membelah dua, ada tempat pemandian orang dewasa dan anak-anak, aliran sungai yang masih alami jernih nan elok disaat musim kemarau, yang tidak kalah penting bagi yang hobi Poto ada sunset membelakangi Curup tersebut,” cerita Gajahtera.

Dikatakan, bagi yang hobi memancing bisa menyalurkan hobinya memancing di sungai dengan ikan yang masih banyak sekali serta bisa melakukan Arum jeram yang tembus ke Dusun Way Ulai.

“Harapan kita adalah bermanfaat untuk menambah pendapatan ekonomi masyarakat dan Kampung. Menekan angka pengangguran walau masih terkendala dengan akses jalan karena masih tanah merah. Jika musim penghujan sulit untuk menuju lokas karena jalannya licin. Insak Allah kedepan kita akan prioritaskan pembagunan padat karya jalan menuju akses lokasi bersama Badan Permusyawatan Kampung dan kita mengharapkan Pemerintah Daerah Way Kanan dapat membantu prioritas pembangunan jalan ke lokasi curup tersebut,” tutup Gajahtera.

BACA JUGA:  Polemik Akses Jalan Ditutup Terus Berlanjut, Kedua Pihak Tempuh Jalur Hukum

(roy/wii)

  • Bagikan