Oleh: Reki Fahlevi (Masyarakat Lampung Barat)
Hari ini, Rabu (23/9), saya berusaha menghubungi Ali Rukman melalui pesan whatsapp di ponsel yang biasa saya gunakan. Sebab setahun terakhir saya tidak pernah berjumpa dengannya. Meski begitu, sesekali kami masih berkomunikasi via aplikasi perpesanan milik facebook itu.
Bang Ali, demikian saya karib menyapanya.
Bang Ali saat ini ia adalah Ketua Ikatan Pelaku Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (IPPMI). Namanya harum di kalangan pelaku atau Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Desa, apalagi para Pelaku Pemberdayaan di sekitar wilayah Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat.
Sebab, selain sebagai tokoh pemberdayaan masyarakat desa, Bang Ali adalah putra daerah Kabupaten Lampung Barat. Pernah menduduki kursi bergengsi, yakni komisoner Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Lampung Barat Periode 2003-2008.
Pada masa menjabat komisioner KPUD Lampung Barat, ia dikenal sebagai sosok bertangan dingin, memiliki jiwa kepemimpinan yang santun dan bersahaja, serta memiliki kemampuan problem solving yang sangat baik. Cerita itu saya dapatkan dari rekan-rekan beliau.
Pasca berakhirnya jabatan komisioner KPUD, ia mendapat amanah sebagai koordinator Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM). Tak singkat, kurang lebih 10 tahun lamanya.
Kala itu Pesisir Barat masih tergabung sebagai Kabupaten Lampung Barat.
Kiprah Ali Rukman cukup nyata di masyarakat, program PNPM yang ia komandoi berjalan sukses dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Catatan kesuksesan tersebut ia tulis dalam yang berjudul, ‘Saya Belajar Disini, Pengalaman Mendampingi Masyarakat Lampung Barat’.
Di halaman awal buku tersebut ditulis kredo pemberdayaan ‘Pergilah kepada masyarakat, Cintailah mereka, Belajarlah dari mereka, Mulailah dari apa yang mereka mau, Bekerjalah bersama mereka, Bangunlah apa yang mereka punya’.
Setelah itu, di lembar berikutnya dapat dibaca, sedemikian besar perjuangan Ali Rukman dalam mendampingi dan membangun Lampung Barat kala itu. Apalagi ia bersentuhan langsung di masyarakat, ia bisa merasakan yang dirasakan oleh masyarakat.
Selain itu, Bang Ali juga menulis buku dengan judul “Program Gerbang Desa Saburai, Sebuah Jawaban”.
Buku yang menjawab seluruh aktivitas program GDS di Masyarakat Provinsi Lampung sejak tahun 2016, buku ini masih tentang pelaku atau fasilitator pemberdayaan masyarakat desa.
Sedangkan tulisan beliau yang lain pernah terpublikasi, yakni Beguay Jejama Membangun Lampung Barat (Lampost), BUMDES Bukan Bancakan (Lampost), Antara Fakta dan Harapan (Buku Membangun Indonesia Dari Daerah, CSIS jakarta 2006) dan masih banyak lagi.
Bang Ali yang merupakan Alumni Administrasi Pembangunan Universitas Saburai. Ia memang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan gemar berorganisasi, ia memiliki pengalaman sebagai Staff Informasi dan Dokumentasi pada Lingkaran Pendidikan Alternatif Untuk Perempuan (Kapal Perempuan) Jakarta tahun 2000.
Di tahun 2001 ia menjadi Staff Pendidikan Basis pada Komite Anti Korupsi (Koak) Lampung, pernah menjadi Konsultan Manajemen pada Program Percepatan Sektor Ekonomi Daerah Tertinggal (P2SEDT), dan pernah menjadi Pengurus DPD Lumbung Informasi Rakyat (LIRA).
Ia juga tergabung dalam team penyusun Program Desa Berjaya Provinsi Lampung 2019, team fasilitator pelatihan BUMDESA Penala Indonesia 2019, fasilitator rembuk RW DKI Jakarta 2017-2019, Konsultan Regional Integrated Participatory Development and Managemem Irigation Program (IPDMIP) Pesawaran 2020.
Ali Rukman pada tahun 2017 pernah digadang-gadang sebagai Bakal Calon Bupati Lampung Barat dari jalur perseorangan atau independent, jejak digitalnya dijejaring internet masih bisa kita telusuri hingga saat ini.
Oleh karenanya, besok 24 September 2020 tepat 29 tahun usia Kabupaten Lampung Barat, walaupun hingar bingar Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) masih jauh, tapi mata hati kita sudah ada yang tertuju kesana.
Satu pesan dari seorang Ali Rukman, ‘keberdayaan masyarakat Lampung Barat harus mendapat tempat di posisi yang utama dan pertama’. (*)