Update Harga Sembako di Pringsewu Jelang Nataru, Beberapa Komoditi Naik per 7 Desember 2021
PRINGSEWU, WAKTUINDONESIA – Menjelang pringatan Natal 2021 dan Tabun Baru 2022 harga bahan pangan pokok di Kabupaten Pringsewu selama sepekan terakhir relatif stabil dan tidak mengalami lonjakan yang berarti.
Kenaikan harga hanya terjadi pada beberapa komoditi tertentu.
Berdasarkan pantauan yang dilakukan tim Pemkab Pringsewu yang terdiri atas DinasĀ Koperindag, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan, Dinas Kominfo dan Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdakab Pringsewu di Pasar Sukoharjo, Selasa (7/12/21).
Tercatat untuk harga setiap kilogram seperti,harga beras premium berkisar Rp12 ribu, beras medium Rp9 ribu. Gula pasir premium Rp12,500, gula pasir curah Rp12 ribu.
Kemudian, terigu cap segitiga biru Rp10 ribu, terigu biasa Rp8 ribu, daging sapi Rp130 ribu.
Selanjutnya, harga telur Rp22 ribu, naik Rp 1.000 dari sebelumnya Rp21 ribu, cabai merah keriting Rp50 ribu, cabai merah biasa Rp45 ribu, cabai rawit hijau Rp48 ribu, naik Rp10 ribu dari sebelumnya Rp38 ribu, cabai rawit biasa Rp40 ribu, naik Rp6 ribu dari sebelumnya Rp 34 ribu.
Kemudian bawang merah Rp18 ribu, naik Rp1.000 dari sebelumnya Rp17 ribu, kacang kedelai impor Rp12 ribu, kacang tanah Rp26 ribu, serta kacang hijau Rp24 ribu.
Sementara untuk ikan segar, tongkol Rp30 ribu, ikan mas Rp28 ribu, ikan lele Rp20 ribu, ikan gurame Rp35 ribu, ikan nila Rp28 ribu, dan ikan asin teri Rp60 ribu.
Kemudian untuk harga lada hitam Rp11 ribu dan lada putih Rp12 ribu, serta jagung pipilan kering Rp7 ribu.
Menurut Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Kabupaten Pringsewu Ediyanto, dipastikan harga bahan pangan pokok tetap aman dan mencukupi.
“Saya pastikan untuk Kabupaten Pringsewu stok mencukupi hingga tahun baru mendatang. Oleh karena itu, saya menghimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir dan tetaplah berbelanja sesuai kebutuhan”, kata Ediyanto
Sementara itu, salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Sukoharjo, Tutik, mengungkapkan, terjadinya kenaikan harga pada sejumlah komoditi lebih disebabkan faktor alam dan cuaca buruk di beberapa wilayah pemasok.
Sehingga pasokan sedikit mengalami gangguan yang berakibat stok berkurang.
“Sedangkan, adanya penurunan harga pada beberapa bahan kebutuhan dan cenderung stabil karena ketersediaan yang cukup dan sedikit berlimpah,” ungkapnya.
(rul/WII)