BARADATU, WII – Berhembus khabar, Program bantuan Pangan non-Tunai (BPNT) senilai Rp200 ribu perbulan untuk masyarakat miskin diduga menjadi ajang cari keuntungan yang dilakukan pihak Suplayer yakni PT. Mubarokah Jaya Makmur (MJM), Kamis (25/6/2020).
PT MJM disebut bermarkas di Metro dan memiliki perwakilan di Wayknan.
Pasalnya keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten Waykanan hingga hari ini masih menerima sembako yang disinyalir tidak sesuai dengan nilai seharusnya, Rp200 ribu, dari pihak ketiga.
Awak media pun mengonfirmasi dugaan itu dengan mendatangi kantor Suplaiyer PT. Mubarokah Jaya Makmur di Waykanan yang disebut sebagai pihak ketiga, Rabu (24/6/2020).
Wartawan ditemui dua pekerja di PT. MJM, Andre dan Anton.
Anton menjelaskan, uang sebesar Rp200 ribu itu langsung diterima KPM berupa sembako langsung oleh PT. MJM selaku suplayer.
Anton mengatakan pihak PT hanya menyiapkan beras 10 Kg, telur 16 butir, kacang hijau 1/2 Kg, kentang 1 Kg dan buah pir 1 Kg kesemuanya ini dari tebusan KPM sebesar Rp200 ribu.
“Ya kalau yang diserahkan ke penerima ya itu, terkait warung masih kita fungsikan sebagai tempat mampir barang yang akan dibagikan ke KPM,” katanya.
Sementara rekannya Andre hanya mengaku sebagai pekerja di PT. MJM.
“Kami ini hanya sebagai pekerja saja kalau ingin tau silahkan tanyakan ke kantor pusat saja langsung ke Metro. Karena kami hanya pekerja saja,” ujar dia.
Saat awak media menanyakan terkait warung BPNT mereka memgaku tidak mengetahui juknis dibentuknya warung tersebut.
“Kalau untuk warung itu saya tidak tahu persis karna itu sudah ditentukan yang dibuat warung tanyakan langsung kepihak TKSK dan Dinas Sosial yang tau di ranahnya itu. Yang jelas warung itu ditunjuk sama bank dan kegunanya saya gak tau,” kata Andre.
(ndo/wii)