LIWA, WII – Rendahnya harga jual tanaman palawija di Lampung Barat (Lambar) beberapa hari lalu membuat masyarakat mengeluh.
Terpantau, harga tanaman palawjija, seperti sawi hanya Rp300 per Kg, kubis (Kol) Rp800 Kg, daun saledri Rp2,5 ribu per Kg, ubi jalar (muntul) madu Rp1,6 ribu dan wortel Rp1.000 per Kg.
Mewakili Kepala Dinas (Kadis) Tanaman Pangan dan Holtikultura Yedi Ruhyadi, Kepala Seksi (Kasi) Bina Usaha Tani Prita Selviana menyikapi hal itu.
Menurutnya salah satu faktor merosotnya harga jual palawija yakni dikarenakan bersamaannya masa panen di sejumlah wilayah.
“Mengingat penghasil sayur-mayur bukan hanya di Lampung Barat,” jelasnya kepada Waktuindonesia.id di ruang kerjanya, Senin (31/8).
Dikatakn, selain waktu panen yang bersamaan kurangnya permintaan pasar pun menjadi faktor rendahnya harga jual.
“Mengingat situasi saat ini dalam suasana pandemi corona virus disease 19 (Covid-19) yang menjadikan indikasi perputaran sayur mayur di pasaran,” ujarnya.
Terkait langkah, pihalnya mati kutu. Lantran tidak berwenang.
“Dalam menentukan dan menstabilkan harga, pihaknya mengaku tidak berwenang mengingat satker ini bergerak pada produksi palawija dan penanganan pasca panen saja. Sedangkan dalam penentuan harga itu wewenang dari Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag),“ tutupnya.
(erw/WII)