GEDONGTATAAN, WAKTUINDONESIA – Pembangunan lokal baru dan renovasi ruang kelas melalui bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2020 di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Gedongtataan dengan nilai lebih dari 800 juta rupiah diduga sarat kepentingan Kepala Sekolah (Kepsek) setempat, Achmad Imanuddin untuk memperkaya diri sendiri.
Salah seorang sumber mengatakan, dalam pelaksanaan pembangunan lokal baru maupun renovasi tidak melibatkan warga sekolah yang meliputi Dewan Guru maupun Komite Sekolah.
“Ada sih beberapa dewan guru yang ikut dalam tim, tapi hanya beberapa saja, kalau komite sepertinya tidak dilibatkan, ya cek langsung saja pak supaya jelas,” ungkapnya, Kamis (29/10), namun tidak berkenan untuk disebutkan namanya.
Terpisah, saat dihubungi Kepala SMAN 1 Gedong Tataan Achmad Imanuddin terkesan buang badan jika diduga tidak melibatkan Komite sekolah dalam penggunaan bantuan DAK.
“Kita melibatkan kok mas, komite juga kita libatkan dalam pembangunan, ketua komitenya kan Pak Erland, tidak ada yang ditutup-tutupi dalam pembangunan ini,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Saat ditanya terkait besaran dana yang didapat guna pembangunan 1 ruang kelas dan renovasi 2 ruang kelas berikut toilet sekolah, dirinya mengaku tidak hafal.
“Saya kurang hafal berapa jumlah dananya, dalam pengerjaannya tidak ada kendala, siapa saja yang mau melihat silahkan, toh bangunannya ada,” tambahnya.
Ketua Komite SMAN 1 Gedongtataan, Erland Syofandi saat dikonfirmasi keberatan jika komite dikait-kaitkan dalam polemik dugaan pelanggaran penggunaan bantuan DAK.
“Tolong jangan kait-kaitkan komite dalam pemberitaan, karena dari awal pembangunan dan renovasi tersebut kami tidak tau, pihak sekolah yang menggunakan dan DAK itu,” tegasnya.
“Paku 1 buah pun komite tidak tau menahu, jadi bisa ditanyakan saja langsung ke pihak sekolah,” timpalnya.
Dijelaskan Erland, dalam penerimaan DAK TA 2020 tersebut pihaknya (Komite) hanya mengetahui bahwa SMAN 1 Gedongtataan dapat bantuan jumlahnya sekitar 800 juta.
“Kalau dengar-dengar sih iya, tapi kalau teknis itu semua pihak sekolah, komite tidak tau apa-apa,” pungkasnya. (Ram/WII)