GEDONGTATAAN, WAKTUINDONESIA – Dugaan penyalahgunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) TA 2020 oleh Kepala SMAN 1 Gedongtataan, Achmad Imanuddin terus berlanjut.
Hasil penelusuran waktuindonesia.id menemukan fakta bahwa pembangunan yang meliputi 1 Ruang Kelas Baru (RKB), 2 rehab lokal dan toilet sekolah, dengan dana mencapai 800 juta tidak melibatkan Komite dan warga sekolah lainnya, diduga untuk mendapatkan keuntungan pribadi Kepsek dari selisih harga bahan bangunan.
“Saya cuma kerja mas, kalau material mereka yang beli, baik kusen, keramik, atau kebutuhan lainnya, berapa harganya saya tidak tau,” ujar salah salah satu tukang yang ikut mengerjakan pembuatan lokal, rehab, dan toilet sekolah, Jumat (30/10).
“Jadi bagus tidaknya barang seperti pintu, kusen, dan perlengkapan toilet saya tidak tau, karena saya cuma masang,” lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, Pembangunan Lokal baru dan renovasi ruang kelas melalui bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2020 di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Gedong Tataan dengan nilai lebih dari 800 juta rupiah diduga sarat kepentingan Kepala Sekolah (Kepsek) setempat, Achmad Imanuddin untuk memperkaya diri sendiri.
Salah seorang sumber mengatakan, dalam pelaksanaan pembangunan lokal baru maupun renovasi tidak melibatkan warga sekolah yang meliputi dewan guru maupun Komite sekolah.
“Ada sih beberapa dewan guru yang ikut dalam tim, tapi hanya beberapa saja, kalau komite sepertinya tidak dilibatkan, ya cek langsung saja pak supaya jelas,” ungkapnya, Kamis (29/10), namun tidak berkenan untuk disebutkan namanya.
Terpisah, saat dihubungi Kepala SMAN 1 Gedong Tataan Achmad Imanuddin terkesan buang badan jika diduga tidak melibatkan Komite sekolah dalam penggunaan bantuan DAK.
“Kita melibatkan kok mas, komite juga kita libatkan dalam pembangunan, ketua komitenya kan Pak Erland, tidak ada yang ditutup-tutupi dalam pembangunan ini,” ujarnya via sambungan telepon.
Saat ditanya terkait besaran dana yang didapat guna pembangunan 1 ruang kelas dan renovasi 2 ruang kelas berikut toilet sekolah, dirinya mengaku tidak hafal.
“Saya kurang hafal berapa jumlah dananya, dalam pengerjaannya tidak ada kendala, siapa saja yang mau melihat silahkan, toh bangunannya ada,” tambahnya.
Ketua Komite SMAN 1 Gedongtataan, Erland Syoffandi saat dikonfirmasi keberatan jika komite dikait-kaitkan dalam polemik dugaan pelanggaran penggunaan bantuan DAK.
“Tolong jangan kait-kaitkan komite dalam pemberitaan, karena dari awal pembangunan dan renov kami tidak tau, pihak sekolah yang menggunakan dan DAK itu,” tegasnya.
“Paku 1 buah pun komite tidak tau menahu, jadi bisa ditanyakan saja langsung ke pihak sekolah,” timpalnya.
Dijelaskan Erland, dalam penerimaan DAK TA 2020 tersebut pihaknya (Komite) hanya mengetahui bahwa SMAN 1 Gedongtataan dapat bantuan jumlahnya sekitar 800 juta.
“Kalau dengar-dengar sih iya, tapi kalau teknis itu semua pihak sekolah, komite tidak tau apa-apa,” pungkasnya. (Ram/WII)