TELUKPANDAN, WAKTUINDONESIA – Kepala Urusan (Kaur) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Desa Cilimus, Kecamatan Teluk Pandan, Waluyo Sugito, resmi direkomendasikan pemecatan oleh Camat setempat, setelah santer dikabarkan melakukan pungutan liar (pungli) dalam pembuatan Kartu Keluarga Sementara (KKS).
Hal tersebut tertuang dalam surat rekomendasi pemecatan nomor 140/217/VII/2020 yang ditandatangani oleh Camat setempat, Zulkifli tertanggal 21 Desember 2020.
“Sudah kita berhentikan, karena yang bersangkutan juga sudah dimintai keterangan oleh pihak Desa dan resmi kita keluarkan suratnya,” ujar Zulkifli, Kamis (24/12).
Ditegaskan tindak lanjut dugaan pungli tersebut ke ranah hukum bukan wewenangnya lagi karena sudah mengeluarkan surat pemberhentian.
“Kita sampai di pemberhentian perangkat Desa, kalau ada yang melaporkan ke aparat berwajib bukan wewenang kami,” tegasnya.
“Saya berharap tidak terjadi lagi pungli yang dilakukan aparatur desa kepada masyarakat, sehingga apa yang dicita-citakan pemerintah dapat berjalan sebagaimana mestinya,” timpal dia.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Urusan (Kaur) Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Desa Cilimus, Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran Waluyo Sugito diduga melakukan pungutan liar (pungli) pembuatan Kartu Keluarga sementara warga Desa setempat.
Salah seorang warga menceritakan, dirinya dan istri hendak membuat Kartu Keluarga sementara guna persyaratan peminjaman modal usaha, namun dirinya dimintai sejumlah uang oleh Waluyo Sugito.
“Kami orang susah pak, istri mau buka warung kecil-kecilan jadi pinjam koperasi, waktu ngurus KK sementara malah diminta Rp.150 ribu,” ujarnya, Kamis (17/12) dikediamannya.
Karena kebutuhan mendesak akhirnya dia memberikan apa yang diminta Waluyo Sugito namun tidak sepenuhnya.
“Daripada tidak bisa pinjam koperasi ya saya kasih saja pak, namun cuma Rp.100 ribu saja, karena memang saya juga mau ngambil uang sakit (berbunga),” lanjutnya.
Saat dikonfirmasi, Waluyo Sugito membenarkan adanya pungutan tersebut, hanya saja dia beralasan dan yang diambil untuk membuat KTP maupun KK untuk kemudian hari.
“Jadi uang itu saya ambil untuk membuat KTP dan KK mereka, daripada nanti uangnya habis, karena mereka ambil pinjaman ke koperasi kan saya yang ngurus,” kilahnya.
(Apr/Rob/WII)