GEDONGTATAAN, WAKTUINDONESIA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesawaran himbau masyarakat untuk terus waspada terhadap potensi bencana alam selama cuaca ekstrem yang terus terjadi.
Hal itu disampaikan menyusul adanya banjir di Desa Madajaya, Kecamatan Waykhilau pada Selasa (5/1) malam. Serta getaran gempa yang dirasakan warga sekitar Kecamatan Telukpandan, Rabu (6/1) pagi sekutar pukul 10.30 Wib.
Kepala BPBD Pesawaran, Mustari mengatakan tidak ada korban dari dua peristiwa tersebut dan tidak berdampak pada kerusakan material.
“Gempa 3 skala richter yang dirasakan warga Telukpandan, titik gempanya dari laut berjarak sekitar 10 Kilometer dengan kedalaman tiga kilometer di bawah laut. Selama ini dua tempat yang kerap menjadi sumber gempa adalah lempeng anak Krakatau dan lempeng di provinsi Bengkulu,” kata Mustari.
Meski tidak ada korban jiwa dan kerusakan material, dia mengimbau warga Pesawaran untuk tetap waspada terhadap potensi bencana yang dapat terjadi, antara lain dengan menjaga kebersihan bantaran sungai serta selalu update informasi dari BPBD setempat.
Untuk kebutuhan mitigasi dan evakuasi bencana, Mustari menyebut, pihaknya saat ini hanya dibekali empat armada taktis untuk rescue atau penyelamatan serta dua armada pemadam kebakaran.
“Sementara untuk operasi penyelamatan bencana banjir, kita cukup terkendala, sebab tiga perahu karet yang kita miliki sudah tidak layak pakai karena sudah lima tahun, idealnya unit perahu karet itu lima tahun sekali harus diganti,” terang Mustari.
Atas keterbatasan sumber daya tersebut, pihaknya menyiasati dengan memaksimalkan potensi sumber daya dari instansi lain dan kearifan lokal. Misalnya memanfaatkan armada truk Satpol PP maupun armada Dinas Sosial (Dinsos).
“Kita juga maksimalkan dengan melibatkan relawan dari 144 desa yang ada di Pesawaran, dan untuk peringatan dini bencana kita memakai pengeras suara di tempat ibadah yang berdekatan dengan lokasi bencana,” tambah Mustari.
Sedangkan, untuk penanggulangan bencana kebakaran, dia mengatakan dua armada yang dimiliki belum mampu mengatasi kebakaran di kabupaten setempat.
“Kita sudah ajukan kepada BNPB tapi memang selama pandemi menjadi salah satu sebab belum terealisasi,” pungkasnya.
(Apr/rob/WII)