LIWA, WAKTUINDONESIA – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung, Mulyadi Irsan meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat (Lambar) fokus pada pengembangan kopi.
Kaban Mulyadi paham betul terkait kopi di kabupaten itu. Sebab, mantan Pjs Bupati Waykanan itu memang sempat menjadi Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Lambar sebelum ke pemprov.
Mantan Kadis Perkim Lampung ini menilai kopi cukup melekat dengan Lambar. Komoditas itu diprediksinya menjadi aset berharga Lambar ke depan.
Hal itu dikatakan Kaban Mulyadi saat mewakili Gubernul Lampung Arinal Djunaidi saat gelaran musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) tingkat kabupaten tahun 2022 di Lapangan Depan Kantor Bupati Lambar, Rabu (17/3/21).
Selama 21 tahun mengabdi di Pemkab Lambar, Kaban Mulyadi paham betul seluk-beluk kabupaten berjuluk Bumi Beguai Jejama itu yang sejak duhulu terkenal dengan kopi robustanya.
Karenanya, Kaban Mulyadi mendorong pemkab fokus dengan penanganan komoditi yang sempat dipelajari Vietnam di era tahun 1980-an tersebut.
Kendati begitu, ia meminta Pemkab Lambar tetap menjalankan sektor lain, seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
“Melihat kondisi Lambar akan lebih baik jika mengawalan untuk keberpihakan terhadap perkebunan agar potret makro ekonomi masyarakat bisa terangkat,” ujarnya.
Pengawalan yang dimaksud yakni pengembangan secara selaras. Baik peningkatan produktivitas kopi, pengolahan lahan, bibit bermutu dan hasil kopi yang berkualitas baik.
Serta yang terpenting peningkatan sumber daya manusiannya. Dengan demikian, pihaknya berharap pengelolaan kopi dapat maksimal.
“Jadi dari hulu sampai hilir harus di evaluasi, dilakukan penguatan dengan semua sektor. Karena branding kopi tidak bisa lepas dari Kabupaten Lampung Barat, apalagi disini ada sekolah kopi, itupun harus mampu menguatkan sumberdaya manusia,” tegasnya.
Mulyadi mengatakan, Pemprov Lampung sangat mendukung akan pembangunan yang dilakukan oleh Pemkab Lambar. Khusunya pada pengembangan kopi yang ada diwilayah setempat.
“Kami di provinsi sepakat terhadap aspek infarstruktur, pendidikan dan kesehatan dan lainya. Tapi sekali lagi saran provinsi jangan main di luar zona koordinat, karena kekayaan perkebunan yang Lambar miliki merupakan keniscayaan. Kopi branding Lampung Barat, jangan dilepas, mudah-mudahan bisa membuat Lambar Hebat,” pungkasnya.
Sekadar informasi, Vietnam dalam produksi biji kopi dunia di urutan kedua terbesar, yakni 3 ton per hektare (Ha).
Negara itu dibawah produksi Brazil yang menempati urutan pertama, sekitar 4 ton per Ha.
Menyusul Indonesia di posisi ketiga, di kisaran angka 600 Kg per Ha.
(swi/esa/WII)