PRINGSEWU, WAKTUINDONESIA – Persaingan bisnis antar penyalur (supplier) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Pringsewu disinyalir menjadi salah satu faktor penyebab kericuhan penyaluran bantuan dari Kementrian Sosial tersebut.
Ngatiman selaku pendamping BPNT di Kecamatan Gadingrejo mengatakan di Kabupaten Pringsewu ada belasan penyalur, mungkin ada persaingan diantara mereka sehingga sering terjadi kericuhan.
“Mungkin karena banyaknya penyalur, makanya sering terjadi seperti ini,” kata Ngatiman, melalui sambungan telpon, Kamis(29/7/2021)
Menurutnya, terkait kekisruhan penyaluran BPNT, sebenarnya mereka pihak E-Warong dan pemyalur sudah ada Memorandum Of Understanding (kesepakatan)
“Kalau kesepakatannya antara pemyalur dan E-Warung apabila terjadi permasalahan akan ada perbaikan,” jelasnya.
Diketahui sebelumnya, merasa dirugikan puluhan Keluarga Penerima Mamfaat (KPM) penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Pekon Tulungagung, Kecamatan Gadingrejo mendatangi Kantor Bupati dan Dinas Sosial (Dissos) Kabupaten Pringsewu, Senin(19/7/2021).
Mereka melaporkan E- Warong Seribu Bambu dan pihak Penyuplai BPNT, lantaran bantuan sembako yang selama ini diterima tidak sesuai jumlah nominal harga pembelian dengan uang yang ditransfer yakni Rp200 ribu.
Sumiatun, salah satu KPM penerima BPNT mengatakan dirinya bersama KPM yang lain selama ini merasa dirugikan karena bantuan sembako yang mereka terima tidak sesuai dengan nominal harganya.
(Rul/WII)