Menilik Kiprah 2 Penerima Penghargaan Nugra Jasadharma Pustaloka di Lambar: Sesuai!

  • Bagikan

LIWA, WAKTUINDONESIA – Bupati Lampung Barat (Lambar) Parosil Mabsus baru saja mendapat penghargaan Nugra Jasadharma Pustaloka dari Perpusnas kategori pejabat publik, Selasa (14/9/21).

Ternyata penghargaan itu juga diterima seorang wanita di kabupaten itu, Yusmala Sari. Yusmala menerima penghargaan serupa kategori masyarakat.

Lantas apa peran dan upaya keduanya hingga menyabet penghargaan itu?

Ya! Keduanya dinyatakan layak menerima penghargaan tersebut karena konsisten dan serius mensyiarkan dunia literasi, khususnya displin budaya membaca dan menulis di tengah masyarakat.

Parosil Mabsus yang notabene bupati Lambar. Dialah sang penggagas kabupaten literasi dalam komitmen kepemimpinannya.

Itu semua terlihat dari lamban baca yang terserak di berbagai sudut desa serta beberapa unit becak motor yang dijadikan perpustakaan keliling melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip setempat.

belum lagi di sudut kantor pemkab hingga desa terlihat susunan bermacam jenis buku berbaris dan tersusun rapi.

Bagaimana dengan Yusmala Sari? Wanita ini adalah direktur RSIA Bunda. Dia mejadikan CSR perusahannnya bukan saja dalam bidang medis, tetapi literasi jadi prioritas dan konsisten dilakukannya.

Di bawah PT Liwa Sehat Madani, tempat RSIA Bunda bernaung, dirinya merealisasikan CSR tidak selalu identik dengan kesehatan, tetapi juga difokuskan untuk literasi, berikut dengan memberikan pendidikan bagi anak tidak mampu dengan Gerakan Ayo Kuliah.

Yusmala yang juga sebagai Wakil Ketua GLD Lambar, mengungkapkan, pihaknya rutin menyumbangkan beragam buku bacaan yang menarik dan berkualitas untuk dibagikan ke lamban baca yang tersebar hingga ke pelosok pekon (desa).

“Mulai hasil pembelian dari beberapa penerbit dan toko buku ternama bahkan berasal dari bantuan buku-buku bekas yang bersumber dari keluarga maupun teman alumni Jurusan Kimia Universitas Lampung,” jelasnya.

BACA JUGA:  Disdik Lampura Lantik Kepsek dan Pengawas

Selain itu, pada salah satu lamban baca, dia memberikan bermacam permainan anak guna mendukung Kabupaten Layak Anak.

Menurutnya, butuh kesabaran dan semangat tim untuk berkolaborasi menanamkan pentingnya budaya membaca.

“Kaitannya dengan itu, untuk meningkatkan minat baca, RSIA Bunda Liwa juga mengadakan Pesta Literasi Anak 2019. Banyak perlombaan yang diadakan seperti lamban baca terbaik, lomba mewarnai, menyusun puzzle hingga lomba Be Number One,” ulasnya.

Sejatinya, kata Yusmala, Pesta Literasi Anak tersebut bakal dirutinkan dan rencana awal baka kembali pada tahun 2020, kendati pandemi Covid-19 belum terkendali agenda tersebut pun ditunda.

Dia mengisahkan, sebelum pandemi, dirinya bersama Tim GLD merutinkan satu bulan sekali berkunjung ke lamban baca. Perihal biaya operasionalnya menggunakan dana pribadi.

“Pada tahun 2017, di Lambar hanya ada sembilan lamban baca. Dengan gencarnya sosialisasi tentang kegemaran membaca, hingga kini sudah hampir 90 lamban baca tersebar di 15 kecamatan,” paparnya.

“Lamban baca menjadi ujung tombak untuk mengkampanyekan budaya literasi pada anak – anak dan masyarakat,” imbuhnya.

Keberadaan lamban baca, kata Yusmala, manfaatnya kian dirasakan semua unsur termasuk orang tua siswa. Dimana dalam setiap kunjungan, dirinya selalu mendonasikan buku-buku minimal 60 buah di setiap lamban baca.

“Juga membawa hadiah antara lain buku, pensil, kotak penci, makanan kecil biskuit, susu, sekaligus mengadakan lomba mendongeng, diskusi kecil antar pengelola lamban baca, tebak-tebakan dan lomba bercerita tentang buku yang telah dibaca,” bebernya.

Kontribusi dan perhatian Yusmala dalam literasi bukan saja menyumbang buku dan perangkatnya, melainkan turut memproduksi lahirnya buku sebagai jendela dunia.

“Alhamdulillah diberi rezeki yang insyallah barokah, termasuk biaya penerbitan buku Aku, Buku dan Lamban Baca dan buku Surga di Bawah Pesagi dialokasikan sebagai dedikasi untuk dunia literasi,” ujarnya seraya memotivasi untuk berbagi.

BACA JUGA:  Pesawaran Segera Mulai Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen, Ini Waktunya

Masih kata Yusmala, perhatian dan kontribusi serta keseriusan RSIA Bunda Liwa, dapat menjadi motivasi dan sumbangsih perusahaan di Lambar untuk mendukung program pemkab setempat.

“Harapannya agar muncul perusahaan yang memberikan CSR-nya berupa buku-buku yang berkualitas dan menarik. Bahan bacaan yang banyak sangat dibutuhkan,” harapnya.

Karena, hemat Yusmala, selama ini buku yang dibaca masih kurang, distribusi buku belum merata dan literasi perlu terus digalakkan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh informasi-informasi hoaks.

“Bagi saya, literasi adalah panggilan jiwa,” singkatnya.

Atas dedikasi dan semangatnya serta memprakarsai juga mendorong kegiatan budaya membaca dengan dana pribadinya yang kesemuanya dilakukan dengan tulus dan ikhlas.

Wajar penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka tahun 2021 dari Perpustakaan Nasional RI disandang oleh wanita yang akrap disapa bunda Yus itu.

“Saya haturkan terimakasih kepada Perpunas RI, Bupati Lambar, Bapak Parosil Mabsus, Kadis Perpusif Lambar Pak Yudha Setiawan, Ketua Tim GLD Makcik Partinia Parosil serta seluruh pengelola lamban baca dan pegiat literasi semua,” tukasnya.

(erw/WII)

  • Bagikan