Jalannya jadi Hotmix Warga Atar Kelawi Ungkapkan Terimakasih kepada Pemkab Pesibar

  • Bagikan

KRUI, WII -Warga Atar Kelawi Pekon Negeriratu Tenumbang Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), sangat berterima kasih atas respon Pemkab Pesibar melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) terkait harapan pembangunan jalan hotmix di wilayah Atar Kelawi yang saat ini sudah diwujudkan.

Peratin Negeriratu Tenumbang, Dandes Suveri, saat dikonfirmasi, Selasa (11/8), mengatakan bahwa pada prinsipnya pihaknya sangat menyambut antusias pembangunan jalan hotmix yang memang merupakan sudah sejak lama dinantikan warga setempat. “Jelas kami sangat berterima kasih karena harapan kami sudah direspon dan diwujudkan dengan cepat,” ucap Dandes.

Meski begitu, Dandes menerangkan secara teknis pelaksanaan pihaknya tidak memahami secara rinci. “Berkaitan dengan informasi miring, ya kami tidak tahu lebih jauh. Hanya kami berharap pelaksana bisa segera memperbaiki,” tandasnya.

Ungkapan senada juga disampaikan salah seorang warga, yang huniannya berada di Atar Kelawi, Heri Firuza. Menurutnya, dibangunnya jalan hotmix dimaksud sangat membantu warga setempat dalam hal akses dari dan menuju wilayah tersebut. “Sekarang kami sudah bisa melintas dengan nyaman, ini memang harapan besar kami sejak dulu,” terang Heri.

Sebagai warga yang merasakan langsung manfaat jalan itu, Heri juga menyampaikan ucapan terima kasihnya atas komitmen Pemkab Pesibar untuk membangun seluruh wilayahnya secara merata. “Hanya kami berharap sedikit titik yang rusak itu bisa cepat ditangani oleh rekanan, karena memang setahu kami itu masih menjadi kewajiban rekanan,” tukasnya.

Sementara saat dikonfirmasi pihak rekanan pelaksana proyek tersebut yakni Pelaksana Lapangan CV. Batin Alam, Riski, mengatakan bahwa pembangunan jalan hotmix diruas tersebut dengan panjang 2,4 KM dan lebar 3,5 Meter dengan kucuran anggaran mencapai Rp4 Milyar lebih dari Dana Alokasi Khusus (DAK), saat ini masih dalam masa pemeliharaan. Artinya, segala kerusakan pada jalan dimaksud masih menjadi tanggungjawab pihaknya selaku rekanan pelaksana. “Pembangunannya baru saja selesai dan masih dalam pemeliharaan. Jelas itu masih menjadi tanggungjawab CV. Batin Alam sepenuhnya untuk melakukan perbaikan dititik yang mengalami kerusakan,” ucap Riski.

BACA JUGA:  Panglima TNI Tinjau Vaksinasi Merdeka di Lampung: Habiskan Semua Vaksin

Kendati begitu, menurut dia, untuk melakukan perbaikan dimaksud, pihaknya harus memesan Asphalt Mixing Plant (AMP) atau pencampur aspal. “Sedangkan AMP baru bisa dipesan di perusahaan yang memproduksinya, ketika orderan mencapai 200 Ton per hari. Artinya, membutuhkan waktu agar orderan AMP mencapai angka tersebut yang merupakan gabungan orderan dari beberapa perusahaan,” papar Riski.

Pihaknya menjadwalkan untuk pelaksanaan perbaikan tersebut baru akan dilakukan dalam beberapa hari kedepan setelah material yang dibutuhkan dalam melakukan perbaikan sudah siap. “Informasi yang diterima dari perusahaan yang memproduksi aspal yaitu PT. Subanus, bahwa AMP akan tiba dalam beberapa hari kedepan, dan kami akan langsung melakukan penanganan di jalan tersebut,” tuturnya.

Masih kata Riski, kerusakan dimaksud disebabkan oleh curah hujan yang lumayan tinggi pada saat pihaknya selesai melaksanakan pengaspalan, sehingga daya rekat aspal mengalami pengurangan akibat guyuran hujan. “Berdasarkan perhitungan total dari panjang jalan 2,4 KM dan lebar 3,5 Meter jika dibandingkan dengan titik yang mengalami kerusakan yang jika diakumulasikan sekitar 36 Meter, maka kerusakan yang terjadi jika dipersentasekan masih dibawah 5 persen,” kata dia.

Lebih lanjut Riski menerangkan, saat ini sistem pembangunan jalan hotmix lebih mengarah ke uji layak jalan atau open traffic, pasca selesainya hotmix. “Dinas memerintahkan kami agar jalan yang sudah selesai dihotmix langsung dilakukan uji layak jalan dengan membiarkan semua melintas dijalan tersebut dan kalau ada kerusakan langsung ditangani,” pungkasnya.

“Proyek tersebut belum dilakukan Final Hand Over (FHO). Jadi kalau kami tidak melaksanakan kewajiban kami, jelas kami yang rugi karena tidak dibayar oleh pemerintah,” tukas Riski. (ers)

  • Bagikan