LIWA, WII-Buah pisang kini menjadi komoditas baru yang mulai dilirik para petani, khususnya di Pekon (Desa) Kembahang, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat (Lambar).
Dimana, masa panen yang terbilang singkat dan tidak memerlukan perawatan ekstra membuat pisang kini banyak diminati untuk dibudidayakan oleh masyarakat. Pasalnya, pisang dapat dijadikan tanaman selingan atau tumpang sari dengan tanaman lain seperti kopi. Sebab, pisang tidak menggangu pertumbuhan dari tanaman kopi yang selama ini menjadi andalan petani di Lambar.
Selain itu harga jual pisang tergolong cenderung stabil sehingga dapat dijadikan pemasukan tambahan bagi para petani kopi ditengah harga yang tidak kunjung naik secara signifikan, Komoditas Pisang seakan menjadi salah satu solusi manajemen keuangan selain budidaya kopi.
Salah satu pengepul pisang di Pekon Kembahang, Wati saat ditemui waktuindonesia.id , Sabtu (22/08/20) mengatakan, dirinya telah menjalani profesi sebagai pengepul pisang kurang lebih telah berjalan dua tahun.
Selama itu pula, dirinya melihat budidaya pisang di Lambar kini mulai dilirik oleh petani. Hal itu dilihat dari terus meningkatnya pasokan pisang yang dirinya terima dari petani.
“Menjadi sektor baru yang terus di geluti oleh masyarakat karena menjajikan keuntungan,” katanya.
Menurutnya, banyak jenis pisang yang dibudidaya oleh masyarakat. Sebagai pengepul, dirinya menampung segal jenis pisang yang dijual oleh petani.
Dikatakannya, harga jual pisang yang diterima dirinya tergantung dengan jenis. Dimana, untuk jenis pisang ambon, dihargai Rp2000 ribu, Raja Nangka Rp1300, selendan Rp1000 dan Pisang lilim Rp1500 per kilogram-nya.
“Pisang harganya cenderung stabil mas apalagi sebelum Corona pisang jenis ambon pun pernah tembus di Harga Rp.4000 perkilo,” ucapnya.
Wati mengatakan, pisang yang dibeli dari masyarakat ia pasarkan kembali hingga ke luar provinsi. Salah satunya, yakni daerah di Provinsi Jawa Barat. Bahkan, dalam sekali pengiriman mencapai 5 ton.
“Disalurkan ke daerah Bandung Jawa Barat yang menjadi langganan tetap adapun sekali pengiriman bisa mencapai 5 Ton sekali kirim per dua minggu sekali, ” pungkasnya.
Laporan : Erwan Nur / WII