WAYKHILAU, WAKTUINDONESIA – Masyarakat petani Desa Kubu Batu Kecamatan Waykhilau Kabupaten Pesawaran merasa kesal dan keluhkan proyek rehabilitasi jaringan irigasi yang terkesan amburadul. Pasalnya, proyek rehabilitasi jaringan irigasi yang yang menelan anggaran Rp1,2 miliyar tersebut diduga dikerjakan asal-asalan, juga tidak tepat dalam pengerjaannya.
Proyek pembangunan rehabilitasi jaringan irigasi dibangun pada TA 2020 di Dinas Pekerjaan Umumdan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pesawaran yang dikerjakan oleh pihak ketiga (rekanan).
“Pekerjaan ini diperkirakan panjangnya tiga kilo meter, menurutnya paling tidak dikerjakan dalam waktu dua bulan, tapi ini hanya satu bulan lebih sudah selesai, karenanya proses pengerjaannya terkesan asal jadi,” sesal Tholib, salah satu petani Dusun Kagungan Desa setempat saat ditemui di lokasi, Rabu (13/01).
“Tanggul yang rusak dan hancur pun tidak direhab, yang dikerjakan tanggul yang masih bagus, itu pun cuma dipoles, makanya pengerjaannya cepat pak,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Tholib menunjukkan salah satu titik yang tidak dibangun sama sekali yang seharusnya dipondasi dan ditalud.
“Ini pak tidak ada pondasi atau talud sedangkan ini ditengah-tengah, seharusnya ini di pondasi atau di talud agar tidak longsor kenapa malah ditinggalkan tidak dibangun,” cetusnya sambil membabat rumput yang menutupi titik yang tidak dibangun oleh rekanan.
Senada dengan Tholib, warga Dusun Sukaratu Desa setempat Edi, mengatakan merasa kecewa dengan pembangunan rehabilitasi jaringan irigasi tersebut.
“Kami selaku petani merasa kecewa dengan pekerjaan ini, masa yang sebelah dikerjakan baru tapi yang sebelah itu pondasi lama yang hanya dipoles saja,” ungkap Edi sembari membersihkan saluran irigasi yang tersumbat.
“Kami para petani berharap kalau bisa di perbaiki lagi dan dibangub lagi lah,” harapnya.
Kekesalan dan kekecewaan juga dirasakan oleh Marsani salah satu petani yang letak sawahnya diujung saluran irigasi, bahkan dia pun minta untuk dilaporkan ke aparat penegak hukum (APH).
“Sebaiknya dilaporkan aja pak, petaninya pada ngeluh gitu, saya kecewa lah, terus terang aja dengan yang dikasih pemerintah ini sia-sia, masangnya asal, tidak cari tempat yang penting-pentingnya, kerjaan nganclong-nganclong (lompat-lompat-red) dan cuma di poles-poles aja,” kata Marsani.
Dikatakan, sebelumnya ada saluran air siring cacing akan tetapi sekarang malah dihilangkan sehingga jika air meluap bisa menyebabkan banjir.
“Dulu disini ada saluran air siring cacingnya, tapi setelah irigasi direhabilitasi malah dibubarin siring cacingnya, saya khawatir bila air meluap bisa banjir dan bisa gagal panen kami disini para petani,” sesalnya.
“Tadi itu kawan-kawan petani yang disana sudah tiga kali nyulam tanaman padi, saya bilang pasrah aja ini musim hujan, sawah kita letaknya di boloran setiap saat bisa terendam banjir,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Zainal Fikri, mengatakan akan segera turun untuk mengecek proyek jaringan irigasi tersebut.
“Trims infonya bang, besok siang (Rabu, 13/1-red), selesai kami rapat akan kami tinjau ke lokasi,” kata Fikri melalui pesan WhatsApp.
(Apr/rob/WII).