Khusnul Kotimah dan Theo Alexsandra. Foto: Alfan S/WAKTUINDONESIA
MESUJI, WAKTUINDONESIA – Seorang perempuan yang tinggal di Kawasan Register 45, Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung, tepatnya di sekitar kantor polisi kehutanan (Polhut), Khusnul Kotimah (39), terpaksa pasrah dengan kondisi penyakit tumor di perut yang ia idap sejak sekitar dua tahun silam kian membesar.
Upaya untuk mengangkat penyakitnya telah ditempuh. Bahkan dia sempat menjalani beberapa proses sesuai standar ilmu kesehatan untuk dioperasi di salah satu rumah sakit (RS) di Kota Metro enam bulan lalu.
Namun apa daya, dia dan suaminya tak bisa berbuat banyak di tengah kondisi ekonomi keluarga yang kurang beruntung.
Saking tak berpihaknya ia bahkan dipulangkan keluarga dari rumah sakit itu lantaran tak mampu membayar biaya operasi.
“Sudah pernah dibawa ke RS Asih Ibu dan Anak di Kota Metro, bahkan sudah di-lab dan di ronsen (Rontgen) sekitar enam bulan lalu, karena terkendala biaya dengan terpaksa saya dibawa pulang kembali karena tidak mampu untuk membayar biaya operasi. Padahal penyakit yang saya derita sudah makin parah,” cerita Khusnul Kotimah kepada Waktuindonesia.id, Jumat (2/7/21).
Untuk memenuhi kebutuhan hidup Khusnul Kotimah dan tiga anaknya itu hanya mengandalkan penghasilan sang suami, Theo Alexsandra, sebagai buruh tani.
“Jangankan untuk berobat atau operasi, untuk makan sehari-hari saja sangat sulit. Kami tinggal di sini hanya untuk mengadu nasib atau mengubah hidup, akan tetapi ‘nasib baik malah menjauh’. Apalagi suami saya hanya buruh sebagai pencabut singkong bahkan kerja serabutan untuk menafkahi keluarga kecil kami mas,” ujar Khusnul Kotimah.
Ia dan suaminya tak patah arang. Meski pengobatan medis belum berhasil ditempuh, Khusnul Kotimah dan Theo tetap berupaya dengan obat herbal. Meski hasilnya belum seperti yang diharapkan.
Ia juga sempat tak menduga bakal mengidap penyakit tumor yang semula hanya berupa benjolan di perutnya.
“Awalnya kaget melihat benjolan yang ada di perut. Lama-lama membesar dan setelah diketahui ternyata saya mengidap tumor,” ujarnya sedih.
Ia juga mengutarakan ingin sembuh dari penyakit yang dideritanya. Dia dan keluarga berterimakasih jika ada dermawan yang mengulurkan tangan membantu biaya operasinya.
Sementara itu, Theo berharap bantuan untuk biaya pengobatan sang istri.
“Kami sekeluarga mengharapkan ada bantuan untuk penyembuhan penyakit istri saya,” ujarnya.
Terkait obat herbal yang selama ini diminum Khusnul Kotimah, diakui hanya belum menunjukkan hasil signifikan.
“Memang ada sedikit perubahan, namun hanya sedikit saja,” ujarnya.
Terpisah, seorang sekitar, Dedi (40) mengatakan keluarga Khusnul Kotimah memang tergolong tak mampu.
“Memang suaminya bekerja sebagai kuli pencabut singkong, dan harus menghidupkan ketiga anaknya serta istri yang menderita penyakit tumor prihatin melihat keluarganya,” ujar Dedi.
“Harapan saya ada darmawan, atau pemerintahan kabupaten Mesuji dan Pemerintahan Provinsi Lampung dapat membantu keluarga Khusnul Kotimah,” harap Dedi.
(fan/WII)