Tangkapan layar jenazah isolasi tak dimasukkan ke dalam peti. ist
LIWA, WAKTUINDONESIA – Jenazah pasien isolasi Covid-19 di Pekon Balak Kecamatan Batu Brak Lampung Barat (Lambar) dikabarkan dimakamkan tidak menggunakan peti, Jumat (9/7/21).
Salah satu akun media sosial facebook atas nama Ki Demang memertanyakan fenomena itu.
Dalam unggahannya Jumat (9/7/21) malam tersebut, Ki Demang mempertanyakan prosedur semestinya.
Mengingat pihaknya diberi instruksi untuk menggali liang lahat seukuran peti, namun setiba di lokasi pemakaman jenazah dalam keadaan tanpa peti.
“Hari ini di Pekon Balak (Batubrak) ada yang meninggal dengan status kena Covid-19, kami di suruh gali kubur dengan ukuran peti jenazah,” tulis kronologis akun tersebut
Lanjut Ki Demang, setelah jenazah datang dishalatkan di halaman rumah posisi jenazah masih dalam ambulance.
Namun betapa kagetnya mereka, menurut dia, ketika sampai di kuburan ternyata tidak memakai peti jenazah.
“Sehingga dengan tergesa-gesa kami cari papan karena akan dimakamkan cara biasa oleh petugas Covid,” Bebernya dalam unggahan tersebut.
Dirinya bersama masyarakat setempat pun mempertanyakan ikhwal aturan mengapa tidak menggunakan peti bagi jenazah yang dinyatakan positif Covid-19.
“Yg ingin kami tanyakan apakah pasien yanh dinyatakan Covid tidak pakai peti jenazah.
Kalau memang aturannya seperti itu kenapa tidak disampaikan dari awal agar semua perlengkapan bisa kami siapkan,” tulisnya.
Awak Waktuindonesia.id menghubungi kepala Puskesmas Batu Brak, Nezwan, Jumat (9/7/2021).
Nezwan tidak menampik fakta tersebut. Pihaknya mengaku, setibanya di rumah duka, pihaknya mendapati jenazah tanpa peti.
“Iya, ternyata peti di RS habis, kelurga lupa menyampaikn kepada satgas kalau tidak pakai peti,” jelasnya.
Kendati demikian kata Nezwan, pihaknya tetap melakukan pemakaman tanpa peti sebagai konsekuensi tugas di lapangan.
Kemudian lanjut Nezwan, dari pihak RSUDAU juga tidak ada komunikasi mengenai hal tersebut kepada puskesmas binaannya.
“Dari pihak RS juga tidak kontak kami, jadi wajar kalau kami terkejut setelah buka ambulance,” jawabnya.
Nezwan memaklumi ikhwal keluarga duka lupa memberikan informasi perihal tidak menggunakan peti dalam pemakaman.
“Maklum keluarga lupa, namanya lgi berduka,” tambahnya.
Nezwan berharap pristiwa itu tidak menjadi masalah. Karena menurutnya, apapun yang terjadi pihaknya tetap melakukan pemakaman dengan konsekuensi tinggi.
“Harapan jangan sampai jadi permasalahan, toh tetap kami makamkan, dan sudah menjadi resiko pekerjaan,” tuturnya.
Tanggung jawab dan resiko, kata Nezwan, harus ditempuh pihaknya dalam menjalankan tugas karena merupakan suatu kewajiban.
“Petugas BPBD gak sanggup, jadi staf saya yang ada di dalam lobang pemakaman nyambut jenazah,” tutupnya.
(erw/WII)