Bebankan Perbaikan Rabat Beton DD Rusak kepada Warga tak Memiliki Landasan Hukum

  • Bagikan

LIWA, WAKTUINDONESIA – Kebijakan pihak Pekon Wates, Balikbukit, Lampung Barat (Lambar) yang disebut membebankan warga untuk memerbaiki rabat beton di Pemangku Wates Barat sumber dana desa pekon itu 2020 dianggap tak memunyai dasar hukum.

Sebab, jalan yang ditingkatkan tersebut adalah fasilitas umum.

Kepala Bidang Pembangunan di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pekon (DPMP) Lambar, Fathan saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon pribadi, Jumat (02/10/20) mengatakan, segala fasilitas pembangunan yang dibangun menggunakan uang negara dalam pemeliharaan juga menggunakan uang negara dan tidak dibebankan dibebankan masyarakat terlebih menggunakan uang pribadi.

Kebijakan membebankan perbaikan pebangunan fisik kepada warga tak mempunyai landasan hukum.

Kabid Farhat mengisyaratkan, tidak ada aturan tertulis yang mengharuskan masyarakat yang memperbaiki fasilitas pembangunan khususnya yang bersumber dari anggaran dana desa (ADD). Sepenuhnya, dibebankan kepada pekon selaku pengelola anggaran.

“Kalau secara tertulis tidak ada. Itukan fasilitas umum siapapun bisa melewatinya,” tegas Kabid Fathan.

Farhan mengaku sejauh ini belum menerima informasi terkait kebijakan itu.

Namun demikian, ia tak menampik jika di beberapa titik rabat beton yang rampung sekitar empat bulan lalu itu rusak.

“Iya, memang ada bagian jalan yang retak dan rusak di pinggirnya. Kita sudah sarankan pihak pekon untuk segera memperbaikinya,” ucapnya.

Farhan berjanji dalam waktu dekat akan menindaklanjuti prihal tersebut. Dimana, dijadwalkan minggu depan pihaknya akan meminta informasi dari kedua pihak pihak, baik pekon dan warga yang diminta untuk memperbaiki jalan.

“Inikan baru sepihak, secepatnya akan kami mintai keterangan dari pihak pekon dan yang punya rumah. Minggu depan sudah dapat kita informasikan,” katanya.

Saat ditanya mengenai kualitas jalan, pihaknya enggan menjawab karena menurutnya bagian tersebut bukanlah wewenangnya. Akan tetapi, Farhan mengaku bila dilihat dari volume dan rencangan anggaran biaya (RAB) telah memenuhi syarat.

BACA JUGA:  4 Bulan Rabat Beton DD Wates Rusak, Warga Diminta Perbaiki Sendiri, Ini Kata Peratin

Diberitakan sebelumnya, rabat beton di Pemangku (Dusun) Wates Barat, Pekon (Desa) Wates, yang pembangunannya menggunakan anggaran dana desa (ADD) tahun 2020 kini kondisinya banyak ditemui kerusakan.

Meski diketahui pembangunan jalan tersebut baru selesai dikerjakan dalam hitungan bulan, yakni empat bulan yang lalu.

Dari pantauan Waktuindonesia.id, Kamis (1/10), terlihat sejumlah kerusakan di beberapa titik jalan tersebut, bahkan terlihat ada retakan cukup panjang di bahu jalan yang diduga atas kurangnya kualiatas dan mutu jalan.

Namun, anehnya aparat pekon setempat terkesan menyalahkan warga atas kerusakan jalan tersebut. Bahkan, pihak pekon meminta warga yang kerap melitas atau menggunakan jalan untuk bertanggung jawab dan memperbaikinya.

Melalui pemangku (Kepala Dusun) meminta kepada salah satu warga untuk bertanggung jawab akan kerusakan jalan lingkungan tersebut. Salah satu warga, Joni yang memang tinggal dan memiliki usaha car audio diwilayah setempat.

Dimana, sehari-hari banyak konsumen atau pelanggan yang datang kerumahnya untuk memasang audio dimobilnya.

Hal itu pun yang menjadi dasar pihak pekon menilai kerusakan salah satunya akibat mobilitas yang cukup tinggi baik yang dilakukan masyarakat setempat dan pelanggan dari usahanya. Alhasil, Joni pun diminta untuk melakukan perperbaiki jalan yang rusak tersebut.

“Iya, pemangku bilang suruh memperbaiki jalan yang rusak didepan rumah ini,” kata Joni saat ditemui dirumah, Kamis (1/10/20).

Dikatakan Joni, atas permintaan pemangku tersebut pihaknya kini telah mempersiapkan matrial berupa pasir dan semen untuk melakukan perbaikan jalan.

“Saya sudah beli matrial, tinggal menunggu tukang besok mau mulai kerja memperbaiki kerusakan,” ucapnya.

Menurut Joni, pemangku telah berulang kali menyambangi kediamannya mempertanyakan kapan akan mulai melakukan perbaikan jalan. Sebab, pemangku sempat mengatakan bahwa siapapun yang melakukan perusakan jalan diminta untuk memperbaikinya.

BACA JUGA:  5 Peratin Dilantik Bupati Agus Hari Ini, Ini Nama dan Pekonnya

“Siapa yang ngerusak, dia yang tanggung jawab,” ucap Joni mengikuti perkataan pemangku kepadanya.

Bahkan, tekanan agar segera memperbaiki bukan hanya ditujukan kepada dirinya. Melaikan, ayahnya kandung yang juga tinggal bersamanya tidak luput dari tekanan aparat pekon tersebut.

“Itu disuruh dibobok dan di cor lagi jalannya. Berapa kali bilang seperti itu ke saya dan ke bapak juga,” terangnya.

Sementara Peratin (Kepala Desa) Pekon Wates, Mirwan Atmaja membenarkan bahwa kondisi jalan rabat beton sepanjang kurang lebih 80 meter dengan ketebalan 15 cm baru selesai dikerjakan oleh pihaknya beberapa bulan lalu. Namun, kondisinya kini banyak mengalami kerusak. Akan tetapi, pihaknya menegaskan bahwa hal itu akibat mobilitas yang cukup tinggi dari masyarakat di lingkungan setempat.

Alasannya masyarakat setempat rata-rata memiliki kendaraan roda empat. Hal itu lah yang memicu jalan cepat mengalami kerusakan.

“Dilingkungan situ kan rata-rata masyarakatnya memiliki mobil semua. Selain itu ada yang usaha, seperti Joni buka audio mobil dan ada yang usaha ayam. Banyak mobil dateng kesitu pasang audio tempat Joni,” ucapnya.

Terkait adanya tekanan kepada masyarakat untuk memperbaiki kerusakan jalan tidak dibenarkan oleh pihaknya. Menurutnya, pihaknya hanya menyarankan mesyarakat bila ada inisiatif agak lebih mudah melewati jalan dipersilahkan untuk menambah sisi jalan dengan semen agar tidak tinggi.

“Kita kan hanya mengerjakan lebar dan panjang jalan saja. Dipersilahkan masyarakat menambah pada sisi jalannya agar lebih mudah untuk melewatinya,” katanya.

Dikatakan Mirwan, pihaknya dalam waktu dekat yang akan segera memperbaiki jalan tersebut. Hal itu sesuai dengan arahan tim monitoring evaluasi (Monev) dari Dinas Pemerdayaan Masyarakat Pekon (DPMP) Lambar yang sebelumnya melakukan pengecekan ke lokasi.

BACA JUGA:  Sadar Akan Bahaya Virus Corona, Warga Sukaraja Semprotkan Disinfektan

(WII)

  • Bagikan