LIWA: KM 0 Lampung Barat, Dikelilingi Sejumlah Destinasi Wisata Bersekala Nasional

  • Bagikan

LIWA, WAKTUINDONESIA – Liwa adalah ibukota Kabupaten Lampung Barat (Lambar), hasil pemekaran daerah tingkat II di Provinsi Lampung pertama kali.

Tepatnya tahun 1991 Lambar dimekarkan dari Kabupaten Lampung Utara.

Liwa sendiri berasal dari kata al-Liwa (bahasa Arab) yang berarti bendera.

Menurut versi salah satu cerita, pemberian nama al-Liwa yang sekarang dikenal dengan Kota Liwa dimulai sejak runtuhnya Kerajaan Sekala Brak kuno yang dipimpin Ratu Sekarmong.

Dimana Ratu Sekarmong sendiri diketahui sebagai pemimpin terakhir kerajaan itu dikalahkan para pembawa ajaran Islam pada peperangan mahadahsyat antara bala tentara Kerajaan Sekala Brak yang dibawah pimpinan Ratu Sekarmong versus Maulana Bersaudara berasal dari Pagaruyung.

Pada akhir cerita peperangan tersebut Kerajaan Sekala Brak kuno runtuh.

Dan sebagai tanda takluk maka para pengikut Ratu Sekarmong menyerahkan al-Liwa (bendera) kepada Maulana Bersaudara.

Kota Liwa berjarak sekitar 246Km dari Bandar Lampung–ibukota Provinsi Lampung dapat ditempuh kurang lebih 5 hingga 6 jam perjalanan darat menggunakan kendaraan roda empat.

Selayaknya ibukota kabupaten, pembangunan di Kota Liwa nampak bergeliat di beberapa tahun terakhir.

Kebijakan Pemkab Lambar yang berpusat di Kelurahan Waymengaku Kecamatan Balik Bukit, terus berupaya menjadikan kota berhawa sejuk tersebut menjadi tempat yang representatif sebagai ibukota kabupaten, utamanya bidang wisata.

Di sekitar Kota Liwa terdapat beberapa destinasi wisata, seperti Kebun Raya Liwa (KRL).

KRL merupakan satu dari sekitar 40 kebun raya di Nusantara.

KRL yang berpusat di Pekon Kubu Perahu Kecamatan Balikbukit itu memiliki luas sekitar 86Ha dengan tema tanaman hias Indonesia, yang pengelolaannya menjadi tanggung jawab Badan Litbang Lambar.

KRL terletak pada ketinggian 800-900 mdpl dengan tapak bergelombang serta kemiringan lereng cukup terjal.

BACA JUGA:  Anggota DPRD Lambar Serap Aspirasi Tahap II

Saat ini KRL telah memiliki area koleksi tanaman di Vak I, Vak II, Vak III, dan Vak IV, ditambah area baru Vak V dan Vak VI yang belum lama dibuka.

Selain itu KRL juga memiliki taman, seperti Taman Araceae, Taman Obat Mini, Taman Rumput Bali, dan Taman Hias.

Ada juga koleksi anggrek dan pembibitan yang terdapat didalam rumah paranet.

Sejumlah fasilitas penunjang di juga tersedia, kantor UPT
KRL yang menjadi salah satu destinasi favorit bagi setiap pengunjung, mengingat KRL berada di jantung Kota Liwa.

Ada nuansa tersendiri yang menjadi sebuah sensasi berbeda saat menyatu dengan embun pagi maupun sore, seolah-olah diselimuti, sembari menikmati sejuknya udara di tengah KRL.

Di bawah KRL terdapat Taman Kota Ham Tebiu,
berlokasi di pinggir jalan raya, berseberangan dengan Pasar Buah di jalan lingkar Kota Liwa

Waktu yang tepat menikmati keindahan Taman Ham Tebiu  pada sore sampai malam hari

Sebab pada malam hari pemandangan mata di pengunjung dimanjakan  permainan lampu di hias yang menyatu dan berpadu-pendar dengan gerak gemulai air mancur yang membentuk Siger Lekuk Tujuh.

Di dalam ham (kolam  berukuran besar) terdapat ribuan ikan yang akrab dengan pengunjung.

Terdapat juga para pedagang kaki lima di sekitar taman kota mulai sore hari sampai larut malam.

Sehingga pengunjung bisa menikmati keindahan taman kota sembari ditemani kopi hangat  dan cemilan bersama keluarga dan atau teman/rekan kerja.

Disediakan juga permainan perahu bebek dan permainan lainnya, bagi pengunjung yang ingin mengabadikan kebersamaan dengan keluarga atau teman.

Fasilitas lain juga terdapat gazebo dan spot-spot foto di sekeliling Taman Ham Tebiu.

Tugu Kayu Ara,
berada di Kilometer  (Km) 0 Lambar kerap disebut sebagai Monumen Paksi Pak Sekala Bekhak.

BACA JUGA:  Pekon Tapaksiring Sukau Bersiap Terapkan New Normal

Tugu yang tampak indah diselimuti lampu hias itu sarat dengan filosofi berada tepat di tengah Kota Liwa, menjadi segitiga penanda ke Kabupaten OKU Selatan Sumsel,  Pesisir Barat, dan Bandar Lampung.

Tugu Adipura/Tugu Kopi dan Kawasan Sekuting Terpadu yang merupakan kawasan dimana terdapat Islamic Center (Masjid Bintang Mas) kebanggaan masyarakat Lambar yang masuk dalam jajat 100 masjid dengan arsitektur terindah di Indonesia, GOR Ajisaka dan Stadion Sekala Brak.

Di kawasan ini juga digelar perhelatan akbar kalender tahunan pemkab setempat yang dilabeli Liwa Fair, bertujuan memberikan hiburan dan sekaligus ajang  informasi keberhasilan pembangunan kepada masyarakat Lambar.

Selain itu menjadi wadah berbagi informasi, kegiatan sosial, dan bahkan promosi produk unggulan dan potensi yang ada di Bumi Beguwai Jejama itu.

Tourism Information Center Pusat Informasi Wisata (PIW), berada tepat di tengah Kota Liwa.

Bagi pengunjung yang membutuhkan guide dan atau informasi wisata bisa berkunjung mampir sejenak di PIW di samping Lapangan Merdeka Pasar Liwa.

Berada pada ketinggian 800-900mdpl membuat Kota Liwa beriklim sejuk (dingin).

Untuk itu, pengunjung sebaiknya membawa jaket dan pakaian yang cocok di daerah dingin.

(adv)

  • Bagikan