KRUI, WAKTUINDONESIA – Septi Istiqlal secara resmi dikukuhkan sebagai Bunda Literasi Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), oleh Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, di Ballroom Swiss Belhotel, Bandar Lampung, Selasa (15/6).
Pesibar menjadi satu dari delapan daerah di Provinsi Lampung yang dikukuhkan sebagai Bunda Literasi.
Selain pengukuhan Bunda Literasi, juga dilakukan talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat. Dengan narasumber Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, Bunda Literasi Provinsi Lampung Ibu Riana Sari Arinal, Ketua DPRD Provinsi Lampung, Mingrum Gumay, dan Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Nasrullah Yusuf.
“Diharapkan para Bunda Literasi terus menjadi daya dorong dalam menciptakan inovasi kegiatan literasi di wilayah masing-masing,” ujar Sekprov Lampung, Fahrizal.
Fahrizal juga mengatakan kegiatan talkshow menjadi upaya untuk memotivasi masyarakat dalam meningkatkan minat baca. “Selain itu, sebagai ajang promosi dalam pengenalan dan pemanfaatan perpustakaan yang sudah bertransformasi sebagai perpustakaan berbasis inklusi sosial. Untuk itu minat baca harus dikenalkan sejak usia dini, sehingga kebiasaan baik ini akan terbawa bermanfaatnya hingga mereka dewasa dan menjadi generasi sadar literasi,” katanya.
Fahrizal meminta dukungan pihak swasta, lembaga pendidikan dan masyarakat untuk terus memberikan dukungan guna mewujudkan masyarakat Lampung yang cerdas dan kompeten melalui kebiasaan gemar membaca. “Sehingga dapat tercapai masyarakat Lampung yang cerdas, kreatif dan inovatif,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menyampaikan apresiasi atas komitmen Gubernur Lampung Arinal Djunaidi yang terus menggelorakan semangat literasi. “Kebanggaan bagi kami atas komitmen Bapak Gubernur dan jajaran Kabupaten/Kota bersama para istri Bupati/Walikota menjadi bagian bersama Ibu Riana bagaimana bergerak menghadirkan buku ditengah masyarakat,” ujar Syarif.
Dalam kesempatan itu, Bunda Literasi Provinsi Lampung, Riana Sari Arinal mengajak Bunda Literasi Kabupaten/Kota untuk lebih giat lagi memerankan perannya menjadi contoh bagi masyarakat dan anak-anak untuk terus gemar membaca dan menulis. “Bahkan disaat masa pandemi pun, jangan menjadi penghalang untuk terus memberikan semangat bagi anak-anak agar mencintai literasi,” ujar Riana.
Sebagai upaya peningkatan budaya gemar membaca dan menulis anak, menurutnya Bunda Literasi Kabupaten/Kota bisa menggandeng para penggiat literasi dan komunitas baca di wilayah masing-masing.
Selain itu, program Bunda Literasi juga bisa diselaraskan dengan program yang ada dalam TP-PKK. “Kita bisa berdayakan kader-kader kita di PKK dengan mengajak peran serta lingkungan keluarga terutama para ibu seperti mengadakan program membaca dan mendongeng bersama,” katanya.
Masih kata Riana, hal dimaksud juga bisa disinergikan dengan program Gerakan Siger atau Gerakan (S)aatnya (I)kut ber(GE)rak untuk (R)akyat. “Seperti memberikan buku bacaan dan mainan tradisional,” katanya.
Adapun delapan Bunda Literasi yang dikukuhkan yakni Septi Istiqlal-Bunda Literasi Pesibar, Silvia Maharani Wahdi-Bunda Literasi Kota Metro, Mardiana Musa Ahmad-Bunda Literasi Lampung Tengah (Lamteng), Yus Bariah Dawam Rahardjo-Bunda Literasi Lampung Timur (Lamtim), dan Winarni Nanang Ermanto-Bunda Literasi Lampung Selatan (Lamsel), Kornelia Umar-Bunda Literasi Tulang Bawang Barat(Tubaba), Nelly Wati-Bunda Literasi Mesuji, dan Nanda Indira Dendi-Bunda Literasi Pesawaran.
Pada kesempatan itu juga dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepakatan antara Perpustakaan Nasional RI dengan Pemerintah Provinsi Lampung dan Perguruan Tinggi di Provinsi Lampung.
(ers/WII)