Foto hanya ilustrasi. By WAKTUINDONESIA
LIWA, WAKTUINDONESIA – Pemkab Lampung Barat (Lambar) terpaksa tak bisa merekomendasikan aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat SD-SMP di awal tahun ajaran baru 2021-2022, hari ini, 12 Juli 2021.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) jenjang sekolah dasar di kabupaten pecahan Lampung Utara (Lampura) 1991 itu mau tak mau harus digelar dalam jaringan (Daring).
Tak hanya itu, di hari yang sama, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di bumi Beguai Jejama itu juga menerap kerja jarak jauh atau work from home (WFH).
Dua kebijakan itu terpaksa diambil lantaran tingkat penyebaran kasus coronavirus di Lambar kian mengkhawatirkan.
BACA: Kasus Corona di Lambar tak Terkendali, Angka Kematian Naik
Bupati Lambar bahkan telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) Bupati Lampung Nomor 360/16/ST/IV.05/2021 tentang Penundaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Tatap Muka pada Satuan Pendidikan tertanggal 8 Juli 2021.
Sekretaris Satgas Covid-19 Lambar, Maidar membenarkan kegiatan belajar mengajar (KBM) pada awal tahun ajaran baru 2021-2021 dilangsungkan dalam jaringan (Daring) hingga batas waktu yang belum ditentukan.
KBM terpaksa ditempuh lantaran kasus terkonfirmasi positif terpapar virus yang kali pertama muncul di Wuhan, Hubei, Cina itu kian tak terkendali.
“Iya, benar. Kebijakan ini adalah upaya menurunkan angka terkonfirmasi positif corona di Lambar,” ujar Maidar yang juga kepala BPBD Lambar itu.
Ia berharap semua pihak mendukung dan mengikuti anjuran pemerintah agar pandemi berakhir.
“Peran serta masyarakat dan semua pihak cukup menentukan. Kami minta semua pihak bekerja sama agar agar penyebaran Covid-19 bisa diputus,” ujarnya.
Sementara, untuk pemberlakuan WFH untuk seluruh OPD telah diintruksikan Parosil Mabsus dalam acara yasinan virtual yang turut dihadiri forkopimda, kepala OPD, camat dan jajaran puskesmas se-Lambar, Jumat (9/7/21) malam.
“WFH ini efektif diberlakukan mulai Senin (12/6/21) jadi semua kantor perangkat daerah harus memberlakukannya,” kata bupati yang karib disapa Pakcik itu.
Karena menurut Parosil, Kebijakan WFH tersebut sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19 yang hingga kini belum berakhir.
“Hingga kini angka penyebaran terus meningkat dan angka kematian akibat terpapar virus tersebut cukup tinggi, sehingga langkah WFH harus kita tempuh sebagai salah satu langkah pengendalian,” jelas Parosil.
Lanjut Parosil, doa bersama yang digelar secara virtual di kediamannya Pekon Purawiwitan, Kecamatan Kebun Tebu itu sebagai bentuk ikhtiar dan doa pemerintah daerah terhadap keluarga besar masyarakat yang terkena musibah dan menjadi korban dari wabah Covid-19.
“Diimbau seluruh masjid yang ada di Lambar untuk melakukan doa bersama usai melaksanakan sholat jumat, agar kita terhindar dari musibah dan wabah Covid ini segera berakhir,” paparnya.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Diskes) Lambar, terkonfirmasi positif Covid-19 di kabupaten itu belum menunjukkan penurunan. Bahkan sejak Kamis – Sabtu (8-10/7) cendrung menunjukkan peningkatan signifikan.
Menurut Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid 19, Diskes Lambar, Erna Yanti mendampingi Kediskes Widyatmoko Kurniawan, pada Kamis (8/7) terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 24 kasus. Sehari setelah itu, Jumat (9/7), meningkat dengan 32 kasus terkinfirmasi positif coronavirus.
Dan Sabtu (10/7) kembali meningkat, 42 kasus.
Sejak awal pandemi 2020 silam, total kasus terkonfirmasi positif virus SARS- CoV-2 di Lambar 1.125.
“Rinciannya, 835 selesai isolasi dan 53 kematian,” tandasnya.
(esa)