LIWA, WAKTUINDONESIA – Warga Lingkungan Sukamakmur 2 Kelurahan Waymengaku Kecamatan Balikbukit Kabupaten Lampung Barat (Lambar) mengaku tak mendapat perhatian serius dari pihak petugas puskesmas setempat saat menjalani isolasi mandiri (Isoman), Kamis (19/8/21).
Menurut keluarga Sukatno, sebelumnya salah satu kerabat dinyatakna positif Covid-19, keluarga itu menjalani Isoman.
Setelah beberapa hari menjalani isoman, istri Sukatno sedikit sesak nafas. Keluarga itupun: Sukatno, istri dan anaknya menjalani swab sekitar tanggal 3 Agustus.
Hasil swab menyatakan ketiganya positif coronavirus oleh petugas puskesmas.
Keluarga itu disarankan untuk menjalani isoman, serta diberi beberapa obat-obatan.
Cerita bermula di hari kelima isoman saat kesehatan Istri Sukatno menurun drastis, hingga sesak nafas. Anaknya, Iis, mencoba untuk menghubungi petugas puskesmas, dia berharap ada pihak puskesmas yang mengontrol kesehatan sang ibu.
Namun anehnya petugas tersebut justru menyarankan pihak keluarganya membawanya ke rumah sakit (RS).
Dalam kondisi keluarganya yang divonis covid-19, tidak ada satupun warga yang berani membawa keluarga tersebut ke RS.
Bingung dalam kondisi istri Sukatno yang butuh pertolongan medis cepat, sementara tak ada yang sanggup mengantar ke RS,
akhirnya, Iis mencari pinjaman tabung oksigen dan mengisinya.
Tak ada jalan lain, Iis merawat ibunya di rumah, serta membeli obat serta vitamin dengan menggunakan uang pribadi.
Saat memasuki hari ke delapan isoman, istri Sukatno kembali mengalami sesak nafas yang hebat sehingga mau tidak mau harus dirawat intensif.
Namun sayang, pihak puskesmas menolak untuk merawat istri Sukantno tersebut dengan alasan persediaan oksigen di puskesmas kosong.
Saat keluarga tersebut meminta untuk dijemput menggunakan mobil ambulan puskesmas. Puskesmas tak bersedia.
“Pihak puskesmas mengatakan jika menggunakan mobil ambulan puskesmas nanti sampai di rumah sakit pasti ditolak,” kata Iis.
Di tengah kebingungan yang berkecamuk, tiba- tiba ada seorang perawat yang berbaik hati datang dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) membawa istri Sukatno ke RS.
“Yang jelas sejak keluarga kami dinyatakan covid-19 kami diminta untuk isoman, diberi beberapa obat-obatan dan hingga ibu kami dibawa ke RS sekalipun tidak ada petugas puskesmas yang mengotrolnya,” ujarnya.
Terkait bantuan seperti sembako, disebut baru diterima setelah sang ibu dibawa ke RS.
“Sebako dapet cuma setelah mamak masuk RS,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Puskesmas Kecamatan Balikbukit, Harjunadi saat dikonfirmasi terkait masalah tersebut membenarkan pada saat itu persediaan oksigen di puskesmas tersebut habis.
Pihaknya juga mengaku tidak bisa membantu untuk membawa pasien menggunakan mobil ambulan karena pasti masuk dalam daftar tunggu.
Dirinya juga mengatakan, seharusnya selama warga yang melakukan isoman ada dari pihak puskes yang selalu memantau perkembangannya ada kemajuan atau kemunduran (kondisi kesehatan).
“Nanti saya akan koordinasi dengan petugasnya dan secepatnya masalah ini akan diselesaikan,” tegasnya.
(*)
BERITA SELANJUTNYA: Direktur: Salah Kaprah jika Sebut RS Tolak Pasien karena Pakai Mobil Ambulans Puskesmas