LIWA, WAKTUINDONESIA – Dikenal sebagai sosok yang pendiam Gun alias Gugun yang tak lain sebagai aparatur pekon (Desa) di salah satu desa di Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS) ditemukan tewas gantung diri dengan seutas tali tambang di bibir jurang, kejadian tersebut sontak membuat geger masyarakat sekitar, Kamis (7/10/21).
Indikasi ditemukannya jenazah berawal dari sepeda motor milik korban yang terparkir tidak jauh dari kampung tetangga berikut Hp dan topi miliknya di Pekon Tembelang, Kecamatan BNS.
Selain itu, rupanya kartu vaksin menjadi petunjuk bahwa ditemukannya seorang aparatur pekon yang sempat viral mengisi broadcast berbagai group Whatsapp dengan keterangan hilang dan dicari.
Begitu dikatakan juru tulis Pekon Gunung Ratu, Yusuf, mengawali cerita insiden yang dialami teman kerjanya tersebut.
“Setelah ditemukan oleh warga, motor vixion warna hitam miliknya ditemukan berikut topi dan handphone dengan keadaan hancur diduga dibanting oleh korban,” kata Yusuf mengawali cerita, Kamis (7/10/2021) malam.
Kemudian kata Yusuf, di balik handphone yang hancur terselip kartu vaksinasi covid-19 milik korban.
“Dari vaksinasi itu masyarakat pekon tembelang menelpon saya, menanyakan apakah benar warga saya,” ungkapnya.
Benar saja, kata Yusuf, nama yang tertera pada kartu vaksin adalah warga sekaligus aparat pekon dan sahabatnya yang kini sedang dicari.
Soalnya kata Yusuf, pihaknya seketika menerima laporan dari masyarakat Pekon Tembelang bahwa barang milik korban ditemukan langsung melibatkan masyarakat setempat, untuk memudahkan pencarian karena paham kondisi terjalnya areal perkebunan.
Tidak berselang lama, kata Yusuf, sekitar jarak 100 meter dari motor berikut barang lainnya Gun ditemukan tewas menjuntai di lembah dengan kondisi tergantung dengan seutas tali tambang berwarna kuning.
“Dari pagi kami mencari bersama warga dan sekitar lebih kurang pukul 16.00 WIB korban ditemukan,” ujarnya.
Pasca ditemukan, kata Yusuf, korban langsung diturunkan dari oleh warga bersama aparat kepolisian kemudian membawanya ke Puskesmas setempat untuk ditindak lanjuti.
“Korban sudah dimakamkan, baru aja selesai malam ini,” kata Yusuf menyebut pukul 18.30 WIB.
Yusuf menyebut, dari hasil pemeriksaan di puskesmas setempat tidak ditemukan adanya tanda penganiayaan.
Atas kejadian naas tersebut, Yusuf hanya mengungkapkan bahwa komunikasi terakhir dengan korban belum cukup satu pekan.
“Terakhir itu waktu mau ngurus surat vaksin dan dia agak ling lung, waktu saya tanya kamu kenapa? dia menjawab: gak apa apa pak pusing aja,” kenang Yusuf.
Yang terbaru, kata Yusuf, seingat dan berdasarkan cerita temannya, korban pernah bertutur; ingin pergi dari rumah mencari ketenangan.
“Iya semacam firasat gitu mas,” tandas Yusuf kepada awak waktuindonesia.id, saat mengkonfirmasi via telpon.
(erw/WII)