LIWA, WII – Jalan Muara Dua, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS), Sumatera Selatan (Sumsel)-Liwa, Balikbukit, Lampung Barat (Lambar), tepatnya di Pemangku Bedeng, Pekon (Desa) Padangcahya, yang kini beralih setatus menjadi jalan nasional banyak dikeluhkan masyarakat dan pengguna jalan.
Balum lagi, air menggenang lantaran drainase tak berfungsi.
Pasalnya, akses jalan penghubung antara Provinsi Lampung-Sematera Selatan (Sumsel) ini kondisinya banyak aspal terkelupas dan berlubang, membahayakan pengguna jalan.
Di pemangku itu, sedikitnya terhitung ada tujuh titik kerusakan pada bahu jalan tersebut. Namun hingga kini belum ada perbaikan dari pemerintah.
Hal itu dikeluhkan oleh masyarakat dan pengguna jalan yang melintas. Terlebih, dalam waktu dakat akan memasuki musim penghujan. Dimana, dengan kondisi tersebut dikhawatirkan akan membahayakan pengguna jalan.
Salah satu warga Pekon Padang Cahya, Ali mengatakan bahwa kondisi jalan yang berlubang telah terjadi kurang lebih satu tahun. Namun hingga kini belum ada perbaikan dari pemerintah. Meski, sebelumnya pernah dilakukan peninjauan serta pengukuran terhadap jalan-jalan yang rusak.
“Pernah ada peninjauan dari pemerintah tapi hanya di ukur dan di foto-foto saja. Tapi sampai saat ini belum ada perbaikanya,” katanya.
Tidak adanya diperbaiki, lanjut Ali, membuat masyarakat setempat sempat berupaya memperbaiki jalan dengan swadaya. Yakni, dengan bergotong royong mebimbun bahu jalan yang berlubang. Namun, upaya tersebut tidak bertahan lama. Sebab, matrial yang mereka gunakan hanya menggunakan tanah dan pasir gunung.
“Pernah juga ada upaya dari warga sekitar untuk bergotong-royong dengan cara menimbun dengan pasir. Tapi apa daya kami hanya menggunakan alat seadanya. Jadi tidak lama jalan berlubang lagi,apa lagi saat hujan jalan menjadi berlumpur dan becek sementara kalau panas jadi debu,” ucapnya.
Keluhan yang sama juga dilontarkan salah satu pengguna jalan, Dadang sempat melintas. Dimana, dirinya yang berprofesi sebagai tukang sol sepatu keliling kerap melintasi jalan tersebut untuk menjajakan jasanya.
“Saya sebagai pengguna jalan dan berkeliling menjajakan jasa saya sebagai tukang sol sepatu keliling merasa terganggu dengan jalan yang berlubang terkadang becek kalau hujan dan kalau musim kemarau seperti ini menjadi debu,” keluhnya.
Laporan : Wahyudi / WII