Foto tangkapan layar, kolase.
KOTABUMI, WAKTUINDONESIA – Suhu udara di Balikbukit Lampung Barat (Lambar) dan sekitarnya pada Selasa (27/7/21) dini hari menurun hingga 15 derajat celcius. Rata-rata 16 hingga 18 derajat celcius.
Bahkan, di Pekon Padangcahya, sekitar pukul 09.00 WIB suhu air masih terasa cukup dingin.
Fenomena itu memang terasa kali pertama sepanjang tahun 2021.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat dikonfirmasi Waktuindonesia.id, Selasa (27/7/21) menjelaskan penyebab suhu udara menurun hingga belasan derajat celcius itu
Menurut Kepala BMKG Stasiun Geofisika Lampung Utara (Lampura), Anton, secara garis besar, kondisi itu terjadi karena monsun (Iklim/musim) Australia yang membawa masa udara dari Negeri Kangguru itu ke Indonesia, sehingga memengaruhi suhu di bagian selatan khatulistiwa.
Dikatakan Anton, fenomena itu biasa terjadi jika sedang peralihan ke musim kemarau, suhu udara menjadi sangat dingin menjelang malam hingga pagi hari. Kondisi itu biasa disebut Fenomena Bediding atau perubahan suhu yang mencolok.
Diterengkan, pada musim kemarau umumnya cuaca cerah dan tidak ada awan, sehingga energi yang dilepaskan oleh bumi di malam hari dapat lepas ke atmosfer bebas. Suhu udara sangat dingin.
“Berbeda jika cuara berawan, energi yang dilepaskan menjadi terperangkap dan suhu udara terasa lebih hangat atau atau tidak mengalami bediding,” pungkasnya.
(esa/WII)




