WAYKHILAU, WAKTUINDONESIA – Komisi III DPRD Kabupaten Pesawaran, Lampung, merespon informasi pengerjaan proyek irigasi di Desa Madajaya Kecamatan Waykhilau yang telah mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan, mulai retak dan tanah mulai terkikis.
Padahal, irigasi itu dibangung sumber APBD setempat tahun 2021. Telan APBD 2021 Rp3,498 Miliar Lebih.
Komisi III berjanji bakal menjalankan beberapa tahapan, cek lokasi hingga memanggil Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) kabupaten setempat. Jika tak diindahkan, wakil rakyat itu bakal mengambil langkah pemungkas, ke ranah hukum.
Hal tersebut diungkapkan, Bambang Suheri Anggota DPRD Kabupaten Pesawaran Komisi III Bidang Pembangunan, Fraksi Golkar mengatakan bahwa pihaknya akan segera menyampaikan kepada rekan-rekan yang ada di komisi lll dan akan segera memanggil pihak-pihak terkait.
“Saya sebagai wakil rakyat yang notabennya mewakili masyarakat Kabupaten Pesawaran, jika ada pekerjaan yang dikerjakan tidak sesuai dengan spek tentunya saya merasa prihatin, dan secara kelembagaan nanti akan saya sampaikan kepada rekan-rekan komisi III untuk segera turun langsung ke lapangan,” katanya, Kamis (19/8/21).
Menurutnya, kalau memang nanti benar yang terjadi seperti itu pekerjaan yang dikerjakan asal-asalan, ya tentu saja pihaknya akan menegur pihak PUPR nya karna itukan rekanan masih bekerja dengan PU, nanti PUPR baru memanggil pihak rekanannya.
“Kalau memang nanti tidak sesuai yang kita harapkan dan tidak sesuai spek ya kita suruh memperbaiki lagi. Irigasi ini dibangun tujuannya untuk memakmurkan petani, kalau asal-asalan kayak gini tentu saja merugikan semuanya,” ujarnya.
“Nanti gini teknisnya secara kelembagaan kami bahas diinternal komisi III, kemudian kami akan cek ke lapangan. Jika terbukti Perkerjaan tersebut dikerjakan dengan asal-asalan, maka komisi III nanti akan memanggil PUPR, jika nanti tidak diindahkan maka kami akan ajukan ke ranah hukum,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Mada Jaya mengeluhkan buruknya proyek pembangunan irigasi yang ada di Dusun Madajaya Hilir.
Itu lantaran disebut baru beberapa bulan usai telah menampakkan keretakan.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Brigade Anak Negeri Kawal Indonesia (BANKI), lantas cross check ke lokasi.
Proyek pengerjaan irigasi yang menelan anggaran mencapai Rp 3,498 miliar lebih sumber Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2021 Kabupaten Pesawaran tersebut diduga dikerjakan oleh kontaktror PT Nenggala Tama Raya, No kontrak : 04/KTR IPDMIP/AIR/PPK/2021. Konsultan : CV Gracio Consultan.
“Bangunan ini baru beberapa bulan selesai pengerjaannya, lihat pada pecah dan retak, kalau melihat dari sisi bangunan kami warga sini kecewa pak, pondasi yang direhap hanya tebal bannya saja pak, yang lebih parah lagi lantainya tidak diberi batu dan sangat tipis hanya ketebalan sekitar 2Cm saja,” kata warga setempat saat melakukan gotong royong perbaikan irigasi tersebut. Selasa (17/8/21).
Dirinya mengatakan, komponen yang dipakai dalam pembangunan diduga kurang baik sehingga menyebabkan bangunan mudah rusak.
“Katanya di RAB-nya itukan memakai batu split, ya kalau semennya banyak si bagus juga, ini gimana mau kuat,” katanya.
“Dari P3A-nya juga gak pernah ngecek, walaupun pembangunannya pecah dan retak mereka gak pernah ngecek sekali, dari dinas juga kami tidak pernah melihat,” timpalnya.
Di lokasi yang sama, warga setempat berinisial AC mengungkapkan kekesalannya atas pekerjaan proyek tersebut, menurutnya warga sengaja memperbaiki irigasi ini bersama-sama dengan bergotong royong, karena keadaan bangunan yang baru itu sudah banyak kerusakan.
“Ya kami bergotong royong hari ini memasang pondasi karena pekerjaan mereka ditinggalkan begitu saja, kami berharap bapak bupati turun langsung mengcroscek kelokasi ini, biar tau keluhan kami,” ungkapnya.
Dirinya merasa kecewa dengan pembangunan yang menelan anggaran yang sangat besar namun hasilnya tidak sesuai.
“Belum selesai sudah ditinggalkan begitu saja, terlalu besar mereka ngambil keuntungannya pak, inikan uang masyarakat juga,” paparnya.
Menanggapi hal tersebut Ketua DPD LSM BANKI Kabupaten Pesawaran Edi Wijaya mengaku sudah mendengar banyaknya keluhan warga terkait semrautnya pengerjaan proyek irigasi tersebut.
Karenanya, dia bersama anggota DPD LSM BANKI Pesawaran turun ke bawah agar dapat menyaksikan kebenaran dari proyek yang terkesan dikerjakan asal-asalan itu.
“Banyaknya keluhan warga Desa Madajaya atas proyek pembangunan irigasi ini kami dari DPD LSM BANKI sudah cek semua di lokasi, hasil temuan kami. Bahwa pekerjaan irigasi ini disinyalir sangat sangat tidak sesuai spek dan RAB, kenapa bisa begitu, saya lihat bangunan irigasi yang dibawah bendungan itu banyak yang retak retak dan ada juga yang ambrol,” ujarnya.
“Kemudian pembangunan irigasi yang disebelah bawah itu, sangat membebani warga pemilik sawah, sudah bangunannya asal asalan, materialnya menumpuk di sawah warga, kasian warga,” tambahnya.
Karenanya atas temuan tersebut pihaknya akan menindaklanjuti agar kontraktor maupun dinas terkait dapat bertanggung jawab sehingga bangunan irigasi dapat dimanfaatkan warga dengan kualitas yang baik.
“Kami LSM BANKI, sudah melihat semua hasil dari bangunan irigasi ini, kami juga sudah banyak mendengar keluhan warga setempat, untuk itu, kami akan tindak lanjuti, jika perlu kita laporkan kepada aparat penegak hukum,” pungkasnya.
Wartawan koran ini mencoba mengonfirmasi kepala Dinas PUPR Kabupaten Pesawaran namun belum berhasil. Dihubungi nomor ponselnya tak ada respon. Tiga kali disambangi di kantornya tak yang bersangkutan tak ada di tempat.
(apr/WII)